Perbedaan dasar antara media konvensional dengan sosial
media adalah komunikasi antara sang komunikator dengan pendengarnya. Ini bisa
terlihat ketika media konvensional seperti TV, radio dan koran, hanya bisa menyediakan
komunikasi satu arah dengan penggunanya. Konten yang diciptakan tidak perlu
memiliki acuan yang jelas pada media-media tersebut.
Konten yang ingin disampaikan seharusnya diciptakan dengan
orientasi keterlibatan. Dengan cara yang salah, hanya akan menghasilkan user
yang heterogen (berbeda) dan membuat beberapa hal menjadi berantakan. Karena
seharusnya konten yang diciptakan mereta untuk semua tipe user seperti yang
diharapkan.
Di dunia sosial media yang dibentuk dari komunikasi dua
arah, konten yang dibuat untuk menjadi bahan diskusi, bukannya hanya untuk
pemberitahuan belaka.
Tren yang sedang berlangsung sekarang adalah sebuah brand
yang bagus dengan penggunanya harus mempunyai sinergi yang menarik satu sama
lain. Contohnya, jika sebuah brand yang memimpin bidang elektronik sebelum
meluncurkan produk barunya, mereka melakukan penelitian dahulu lewat sosial
media. Untuk mengetahui apa yang mereka mau dengan apa yang mereka butuhkan.
Hal itu dilakukan dengan berkomunikasi langsung bukan hanya berdasarkan laporan
penelitian semata.
Dan tentunya kualitas keterlibatan juga diperlukan, menurut
ahli bidang digital industri "lebih baik memiliki 1.000 pengguna setia
dari pada 10.000 pengguna palsu. Karena faktanya adalah 1.000 orang ini
dibangun dengan keharmonisan dan hubungan yang bagus. Dari segala sisi, sosial
media kini masih merupakan potensi yang bagus untuk brand. Jadi, sudahkah
mengimplementasikan cara ini dan membuat pengguna sebagai teman apa masih
menganggap mereka sebagai pasar semata?
No comments:
Post a Comment